Jumat, 22 Januari 2010

Jangan Marah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dari Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu, ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku wasiat.” Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah!” Dia bertanya berulang-ulang dan tetap dijawab, “Jangan Marah!” (HR Bukhori)

Dalam hadits ini Rasulullah bersabda bahwa kita tidak boleh marah, sebab marah merupakan sesuatu yang datangnya dari setan. Kita juga tahu bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi kita. Maka kita harus berhati-hati kepada musuh kita (setan) jangan sampai dia membuat kita menjadi marah. Cara menghindar dari marah yaitu dengan kita bersabar karena dengan bersabar hati akan menjadi tenang, kita juga tahu bahwa Allah SWT mencintai orang-orang yang sabar.

Cara menghilangkan marah:
- Jika dia sedang berdiri maka duduklah.
- JIka dia sedang duduk maka berbaring.
- Berpindah tempat.
- Cepat-cepat istighfar.
- Mengucapkan kata-kata yang baik.
- Insya Allah wudhu juga bisa.

Demikian penjelasan dari hadits nabi yang berisi agar kita jangan marah.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Sabtu, 02 Januari 2010

Buat apa Bid'ah kalau ada Sunnah ???

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Assalamu'alaikum Wr Wb

Dari Ibunda kaum mu’minin, Ummu Abdillah ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata: ”Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: ”Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim: “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu tertolak.”

Bid'ah memliki dua arti yaitu arti menurut bahasa dan menurut istilah. Menurut bahasa bid'ah adalah segala sesuatu yang tidak ada contoh atau tidak ada yang mendahuluinya pada masanya. Sedangkan menurut istilah, bid'ah oleh para ulama dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu:
1. Dilakukan secara terus menerus.
2. Baru, dalam arti tidak ada contohnya.
3. Menyerupai syariát baik dari sisi sifatnya atau atsarnya. Dari sisi sifat maksudnya seperti sifat-sifat syariát yaitu sudah tertentu waktu, tempat, jenis, jumlah, dan tata caranya. Dari sisi atsarnya maksudnya diniati untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari pahala.

Bid'ah merupakan dosa besar yang harus kita tinggalkan karena merupakan amal kemaksiatan namun mengharapkan pahala. Apakah Rasulullah SAW menyembunyikan ibadah yang baik dari kalian ? Tentu saja tidak tapi mengapa kita membuat ibadah yang tidak ada contoh dari Rasulullah SAW ? Padahal Allah telah bersabda dalam surah Al-Maidah ayat 3 yang berbunyi:

"...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu..." (Al-Maidah:3)

Maka telah cukup jelas bahwa kita harus meninggalkan ibadah yang tidak ada contohnya dari Rasulullah SAW. Dan kita harus mengikuti ibadah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Wassalamu'alaikum Wr Wb